“INILAH NKRI SAAT INI. SIAPA PRESIDEN YANG HARUS KITA PILIH UNTUK INDONESIA KUAT, BERDAULAT DAN BERMARTABAT ?”
Bagaimana kita menentukan Presiden Pilihan Kita tanggal 9 Juli 2014 nanti? Ada beberapa HAL YANG HARUS DIKETAHUI SEBELUM MEMILIH PRESIDEN 2014. Kearifan lokal Nusantara mengajarkan kita untuk menilai bibit, bobot, bebet dalam memilih seseorang yang akan kita andalkan. Hal-hal yang antara lain HARUS kita nilai adalah profil pribadi sang Calon Presiden melalui biodatanya, track recordnya, orang yang disukainya, kontroversi, partainya dan partai atau orang-orang yang mendukungnya. “Bukankah jiwa itu akan bersama dengan jiwa yang sama dengannya”. Dan tak kalah pentingnya adalah menilai BAGAIMANA KEADAAN NEGARA INDONESIA SAAT INI sehingga kita memilih PRESIDEN yang MAMPU, CAKAP dan CREDIBLE. PRESIDEN yang tidak hanya mampu menyelesaikan masalah bangsa tetapi juga yang mampu membawa RAKYAT SEJAHTERA dan Negara Indonesia yang KUAT, BERDAUKAT dan BERMARTABAT. Ayo kita nilai.
A. HUTANG INDONESIA
1. Jumlah Hutang
Jumlah Utang dari tahun 2000 – 2014terus meningkat. Per Februari 2014, Total hutang Indonesia per Februari 2014 mencapai Rp 2.428,63 triliun dengan rasio 24,7% terhadap PDB.
Peningkatan Hutang Indonesia dari tahun ke tahun sebagai berikut:
2. Kemana Indonesia Berhutang?
Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar Indonesia Per Februari 2014 adalah:
3. Keadaan Penduduk
Hutang Negara terus meningkat dan angka kemiskinan dan pengangguran juga meningkat, angka kemiskinan berdasar data BPS 17,7 persen atau 39 juta jiwa dan pengangguran 10,4 persen.
Dilain pihak Forbes Asia merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2013. Jumlah harta 50 orang terkaya di Indonesia mencapai $95 miliar atau Rp.1.111,5 triliun, dengan asumsi kurs sebesar Rp.11.700 perdolar. Nilai ini setara dengan setengah dari utang pemerintah Indonesia pada akhir Oktober 2013 sebesar Rp.2.273 triliun.
Yang lebih menyedihkan, tingkat kemiskinan di Indonesia semakin parah bukan hanya dari jumlah dan prosentase saja. Tapi, semakin tingginya tekanan hidup yang dihadapi penduduk miskin, dan disaat tingkat kemiskinan Indonesia semakin mengkhawatirkan ini beberapa milyarder justru menambah pundi-pundinya yang semakin membengkak ketika perekonomian Indonesia cenderung bergejolak. Jumlah tersebut naik 1,1 persen dibandingkan tahun lalu.
Potret kontras yang menampilkan realitas kesenjangan sosial meningkatnya jumlah orang kaya yang segelintir dengan aset begitu besar, dan jumlah penduduk miskin yang semakin membengkak di tanah air memicu pertanyaan besar. Konglomerat-konglomerat Tionghoa menguasai dan mengendalikan lebih 50% PDB (Product Domestic Bruto) RI dan menguasai 80% media massa.
Ironisnya lagi, fakta yang dihadapi bangsa saat ini adalah lilitan utang luar negeri yang telah menenggelamkan bangsa Indonesia dalam krisis multidimensional dan kerangkeng kemiskinan yang berkepanjangan terjadi dibalik kekayaan Indonesia yg begitu melimpah.
4. Konflik Perbatasan Indonesia
Indonesia masih memiliki sejumlah masalah perbatasan dengan negara tetangga. Setidaknya ada lima negeri jiran yang masih memiliki masalah perbatasan dengan Indonesia. Negara-negara tersebut antara lain Palau, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Timor Leste.
Setidaknya ada empat titik wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, yang meliputi segmen Selat Malaka, Malaka Selatan, Laut Cina Selatan, dan Laut Sulawesi. Untuk Singapura, ada dua titik yang belum disepakati. Wilayah tersebut meliputi Selat Singapura Timur, yang berhadapan dengan Batam dan wilayah sekitar Suar Batu Buleh. Selain itu, Indonesia masih merundingkan batas zona ekonomi eksklusif dengan Filipina dan Palau. Sedangkan perundingan tapal batas laut dengan Timor Leste menunggu penentuan garis batas darat.
Penyelesaian masalah itu harus diselesaikan tanpa kekerasan dan perundingan sengketa perbatasan hendaklah dilakukan dengan mengedepankan prinsipwin-win solution sebagai asas perundingan umum. Sebelum melakukan klaim, secara teknis, militer harus hadir di perbatasan laut. sehingga kejadian lepasnya Sipadan-Ligitan terulang lagi. Dua pulau tersebut lepas dari wilayah Indonesia akibat Malaysia yang lebih dulu hadir di kedua pulau tersebut.
B. Potensi Negara Republik Indonesia.
Negara Republik Indonesia adalah Negara terkaya di planet bumi ini.
Kekayaan Negara kita adalah sebagai berikut:
Lihatlah, Negara ini sangat amat kaya raya, tak ada bangsa atau negara lain sekaya INDONESIA! tapi apa yang terjadi ? Kekayaan Alam Indonesia tidak seirama dgn kehidupan Rakyatnya yang miskin, terpuruk, melarat tak berdaya.
C. INDONESIA MILIK SIAPA?
Label Asing di Sekeliling Kita. Dari bangun tidur sampai tidur kembali, di kanan-kiri kita sudah ditempeli label asing. Bangun tidur minum air mineral bermerek Aqua, yang 74% sahamnya punya Danone asal Perancis. Atau minum teh Sariwangi milik Unilever, Inggris, atau minum susu SGM, Belanda.
Mau mandi? Pakai sabun Lux dan sikat gigi pakai Pepsodent milik Unilever.Makan nasi pakai beras impor, termasuk makan buah. Lalu, berangkat kerja naik mobil, bus, atau motor, milik perusahaan asing. Pulang ke rumah merokok Sampoerna yang 97% sahamnya mililk Philips Morris, Amerika Serikat.
Di industri telekomunikasi, PT Indosat Tbk mayoritas Qatar Telecom 65%. Norwegia (Skagen AS) Telkomsel 35% sahamnya dimiliki oleh perusahaan Singapura, SingTel Mobile dan sisanya 65% dikuasai Telkom. XL dikuasai Axiata Group Berhad, Malaysia. Axis dan Tri yang semuanya milik asing. Praktis, hampir semua frekuensi telekomunikasi Indonesia dikuasai oleh asing
Hampir seluruh kebutuhan pokok masyarakat dikendalikan oleh korporasi raksasa, menguasai begitu banyak sektor strategis, dari bahan bakar, jalan tol hingga air minum. Besarnya pengaruh korporasi raksasa terhadap kehidupan masyarakat menyebabkan mereka mampu mendiktekan kepentingan ekonominya terhadap masyarakat bahkan negara. Akibatnya segelintir konglomerat terus “menggemukkan” pundi-pundi hartanya, sedangkan jutaan rakyat yang miskin dan hampir miskin semakin jauh dari sejahtera.
Sekitar 85-90 persen perdagangan pangan dunia dikontrol hanya lima korporasi multinasional. Sekitar 75 persen perdagangan serelia dikuasai oleh dua korporasi multinasional. Dua korporasi raksasa menguasai 50 persen perdagangan dan produksi pisang. Tiga korporasi multinasional menguasai 83 persen perdagangan kakao. Tiga korporasi menguasai 85 persen perdagangan teh. Lima korporasi mengendalikan 70 persen produksi tembakau. Tujuh korporasi menguasai 83 persen produksi dan perdagangan gula. Empat persen mengendalikan hampir dua pertiga pasar pestisida. Sedangkan empat korporasi raksasa menguasai seperempat bibit (termasuk paten) dan hampir seratus persen pasar global bibit transgenic.
DULU, warung dan toko kelontong tersebar di hampir tiap daerah, mulai dari pelosok hingga kota besar. Namun sekarang warung dan toko kelontong semakin terdesak dan tersudut. Maraknya kehadiran peritail mancanegara di Indonesia, membuat Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) tidak bisa berbuat banyak. Ritel asing semakin kuat seperti Makro, Continent, Giant dan Lotte Group dari Korea, Tesco, Jasco, Isetan, dan Central. Ikea, WalMart, Parkson Malaysia. Warung makan rakyat juga terdesak oleh restoran cepat saji seperti Lotteria dari Korea, Mc Donald, KFC, Pizza Hut, Starbuck dst dsb.
Siapa menguasai Indonesia?
1. PERBANKAN
50,6% Aset Perbankan Nasional dimiliki asing, antara lain:
– ANZ Banking Group Limited (99%),
– Bank UOB Indonesia (98,84%),
– HSBC Asia Pasific Holdings (UK) Limited (98,96%),
– CIMB Niaga (97,93%),
– OCBC Overseas Investment (85,06%)
2. PERTAMBANGAN
Investor Asing kuasai:
– 70% MIGAS,
– 75% Batubara, Bauksit, Nikel dan Timah,
– 85% Tembaga dan Emas.
Beberapa perusahaan asing yang kuasai sektor tambang dan Migas: Chevron, Conoco, Freeport, dan Newmont dari USA Total dari Perancis, Petrochina dari China.
3. TELEKOMUNIKASI
– Telkomsel: 35% SingTel Singapura,
– XL Axiata : 66,5% Axiata Berhad Malaysia,
– Indosat : 65% Ooredo Asia Qatar, Hutchison Tri 60% Hutchison Whampoa Hongkong China.
4. PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
40% dari 8,9 juta hektar dikuasai investor asing antara lain,
– Guthrie Golden Hope, KL Kepong dari Malaysia,
– Wilmar Internasional dari Singapura,
– Cargill dari Amerika Serikat,
– SIPEF – Belgia.
5. SEKTOR yang akan diberikan Pemerintah untuk asing:
– Pelabuhan (49%),
– Operator Bandara (100%),
– Jasa Kebandaraan (49%),
– Terminal Darat untuk barang (49%),
– Periklanan (negara ASEAN bisa capai 51%)
Daftar perusahaan minyak asing terbesar yang melakukan eksplorasi di Indonesia:
Perusahaan Farmasi (obat) Asing terbesar di Indonesia.
Daftar Beberapa Perusahaan Asing Di Indonsia
Daftar Perusahaan Terbesar di Indonesia (VersiFortune)
Daftar 7 Maskapai terbaik didunia
Indonesia yang kaya dan subur ini juga mengimpor banyaknya produk makanan dan minuman. Banyaknya barang impor yang mendominasi Negara tercinta ini karena kurangnya daya saing produk dari dalam negeri dan lemahnya perlindungan pemerintah terhadap produk lokal.
Negara pengimpor produk makanan dan minuman terbesar di Tanah Air adalah MALAYSIA, China, Thailand dan SINGAPURA. Impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 23,69 persen, atau menguasai 4-5 persen pasar makanan dan minuman di Indonesia.
Berikut daftar 28 komoditas pangan masyarakat Indonesia yang masih mengimpor!
No |
Komoditas |
Nilai Impor (US $) |
Volume Impor (Kg) |
Negara asal |
1 |
Beras |
124,36 juta |
239,31 juta |
Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lainnya |
2 |
Jagung |
393,18 juta |
1,29 miliar |
India, Argentina, Brazil, Paraguay, Amerika Serikat dan lainnya |
3 |
Kedelai |
509,47 juta |
826,33 juta |
Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Ethiopia, Ukraina dan lainnya |
4 |
Biji Gandum dan Meslin |
1,22 miliar |
3,24 miliar |
Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura, dan lainnya |
5 |
Tepung Terigu |
36,8 juta |
82,5 juta |
Srilanka, India, Ukraina, Turki, Jepang, dan lainnya |
6 |
Gula Pasir |
20,06 juta |
32,64 juta |
Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan lainnya |
7 |
Gula Tebu |
980,46 juta |
1,85 miliar |
Thailand, Brazil, Australia, El Salvador, Guatemala dan lainnya |
8 |
Daging Sejenis Lembu |
87,25 juta |
17,86 juta |
Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan dan lainnya |
9 |
Jenis Lembu |
123,84 juta |
44,28 juta |
Australia |
10 |
Daging Ayam |
509,47 juta |
826,33 juta |
Malaysia |
11 |
Garam |
43,12 juta |
923,57 juta |
Australia, India, Jerman, Selandia Baru, Singapura dan lainnya |
12 |
Mentega |
43,85 juta |
10,18 juta kg |
Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya |
13 |
Minyak Goreng |
33,07 juta |
34,88 juta kg |
India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan lainnya |
14 |
Susu |
379,3 juta |
103,47 juta kg |
Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Jerman dan lainnya. |
15 |
Bawang Merah |
28,57 juta |
63,17 juta kg |
India, Thailand, Vietnam, Filipina, China dan lainnya |
16 |
Bawang Putih |
144,43 juta |
187,86 juta kg |
China, India dan Vietnam |
17 |
Kelapa |
441.191 |
445.585 kg |
Thailand, Singapura, Vietnam dan Filipina |
18 |
Kelapa Sawit |
1,74 juta |
3,24 juta kg |
Malaysia, Papua Nugini dan Kepulauan Virginia |
19 |
Lada |
2,003 juta |
136.277 kg |
Vietnam, Malaysia, Belanda, India dan lainnya |
20 |
Teh |
15,66 juta |
11,41 juta kg |
Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilanka dan lainnya |
21 |
Kopi |
31,52 juta |
13,48 juta kg |
Vietnam, Brazil, Amerika Serikat, Italia, dan lainnya |
22 |
Cengkeh |
1,87 juta |
182.861 kg |
Madagaskar, Mauritis, Singapura |
23 |
Kakao |
36,02 juta |
14,37 juta kg |
Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Kamerun, Ekuador dan lainnya |
24 |
Cabe (kering tumbuk) |
11,25 juta |
8,79 juta kg |
India, China, Malaysia, Jerman, Thailand, dan lainnya |
25 |
Cabe (awet sementara) |
1,09 juta |
1,11 juta kg |
Thailand, China dan Malaysia |
26 |
Tembakau |
274,7 juta |
54,59 juta kg |
China, Turki, Brasil, Filipina, Amerika Serikat dan lainnya |
27 |
Ubi Kayu |
38.380 |
100.798 kg |
Thailand |
28 |
Kentang |
14,33 juta |
21,65 juta kg |
Australia, Kanada, China dan Inggris |
Inilah kejadian Aneh bin ajaib bin nyata yang terjadi di negeri ini. Apapun di Impor, parahnya makanan dan minuman, ternyata juga harus diimpor. Apa orang Indonesia sudah pada tidak bisa memasak atau bikin makanan sendiri? Kok harus diimpor?
Padahal Indonesia lebih potensial areal pertanian, tumbuhan dan sumber bahan baku makanan untuk diolah, dan pasti jauh lebih besar dibanding Malaysia. Begitu juga dengan Sumber Daya Manusia Indonesia yang melimpah-ruah sampai tumpah-ruah kemana-mana. Tapi kenapa makanan dan minuman tersebut harus diimpor?
Lalu dimana Rakyat Indonesia? Apa Tantangan di Masyarakat Saat ini?
- SDM Indonesia dinilai jauh kalah dalam keahlian dan profesionalitas. Kalau pun ada yang mampu bersaing, jumlahnya sangat sedikit. Sehingga rakyat Indonesia hanya menempati posisi rendah dalam mengelola SDA miliknya.
- Para wakil rakyat yang kinerjanya jauh dari kredibel dan korupsi masih merajalela.. Proses pembuatan undang-undang di DPR di sektor migas, energi dan pertanian dikonsep oleh konsultan asing (beritasatu,2001) dan kebanyakan undang-undang yang menjadi sasaran intervensi asing.
- Moralitas masyarakat Indonesia tengah mengalami kemunduran. Moral masyarakat yang mundur, gampang diintervensi kapitalis. Hal ini menjadi pukulan telak dalam kemajuan ekonomi. Gampang terintervensi oleh pemikiran kapitalisme dan materialisme. Benar benar sulit memasukan pemahaman tentang bahaya misionaris yang memboncengi kapitalisme dan neoliberalisme kepada segelintir orang yang “merasa pintar” . Orang orang yang telah tercuci otaknya ini begitu yakinnya bahwa kapitalismelah yang akan membuat negeri ini maju. Sungguh-sungguh buta dengan kenyataan.
- Kekuasaan, modal dan uang sangat mudah merasuki masyarakat Indonesia yang berdampak meruntuhkan akhlak mulia di masyarakat. Menina bokokkan masyarakat sehingga menjadi “malas”, maunya serba instan. Yang penting sudah ada makan sehari sudah cukup. Rakyat kurang mau belajarlah membaca realitas. Terlalu mudah percaya kepada iklan para kapitalis yang akan menjajah ekonomi negeri ini.
- Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat bukan perekonomian rakyat. Struktur perekonomian Indonesia sangat timpang. Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.
LANTAS, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?
Jika Migas Dikuasai Asing, Merdekakah Kita? Kita Belum Merdeka, Pengelola Sumber Daya Alam Indonesia Adalah Asing! PT Pertamina (Persero), perusahaan minyak dan gas bumi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukanlah perusahaan penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, melainkan perusahaan asing yaitu PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Perusahaan Asing Kuasai 70% Sumur Migas RI.
Hatta Rajasa: Asing Kuasai Sumber Daya Alam, Indonesia Tak Akan Maju.
Presiden yang akan datnag haruslah yang mampu merealisai amanah UUD 1945 Pasal 33 itu ada dua acuan utama untuk negara yaitu perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial masyarakat. Kata kuncinya itu disana adalah dikuasai negara dan sebesar-besar kemakmuran rakyat
Lebih lanjut Hatta menjelaskan, sumber daya mineral hingga kini sebagian besar juga dikuasai asing. Sumber daya mineral hanya digunakan sebagai sumber devisa melalui ekspor barang mentah. Oleh sebab itu pemerintah melakukan pelarangan ekspor barang mentah pada 2014 mendatang sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2009 mengenai Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).
Hatta menilai, bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika hanya bisa menjual barang mentah saja. “Bangsa ini tidak akan pernah maju dari jual barang mentah dan kita selamanya menjadi bangsa yang selalu bergantung,” tukas Hatta.
Selain pelarangan ekspor pada barang tambang mentah, tindakan pemerintah lainnya seperti renegosiasi kontrak karya. “Pemerintah itu pada dasarnya menghormati seluruh kontrak yang dibuat di masa lampau. Namun, jika kontraknya habis perlu strategi ulang untuk mengelola sumber barang tambang itu,”
Hatta menuturkan pemerintah meminta agar Freeport bisa membangun pemurnian dan pengolahan barang tambang mentah (smelter). “Ini kemudian, melepaskan sebagian lahannya yang dikuasai, peningkatan royalti dan divestasi saham 51 persen. Ini akan menjadi pegangan kita untuk mengelola masa depan kita.
Ahli ekologi politik dan sosiologi IPB, Arya Hadi Dharmawan juga menyatakan:
“Ya, begitulah realitanya. Kalau mau jujur, saat ini, Indonesia sudah dijajah bangsa asing. Kalau dulu sebatas Belanda dan Jepang, sekarang ini beragam bangsa asing mencengkeram Indonesia.” Mengerikan sekali, tentu saja.
Pertambangan di Freeport dari saat dibuka hingga sekarang, telah mengasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas, jika emas harga per gram Rp. 300.000 maka nilai 724,7 JUTA ton emas adalah Rp.217.410.000.000.000.000.000. Itu hanya emas belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya.
JIKA EMAS DI PAPUA DIBAGI RATA UNTUK RAKYAT INDONESIA MAKA SETIAP JIWA AKAN KEBAGIAN TIGA TON (???)
KINI SAATNYA KITA PILIH PRESIDEN BERWIBAWA, TOLAK PRESIDEN LOYO.
Salah satu bakal capres mengatakan, kaum intelektual berkewajiban untuk mencerahkan rakyat. Khususnya tentang betapa pentingnya suara dan pilihan mereka dalam pilpres 2014. Para intelektual bertugas mencerahkan rakyat supaya tidak salah pilih pada pilpres 2014. Karena itu menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya. 2014 merupakan saat-saat Indonesia menemui jalan simpang yang menentukan nasib bangsa Indonesia.
Kaum intelektual berperan dan kewajiban mereka sebagai pandu bagi masyarakat. Memberi pencerahan dan kesadaran penuh atas risiko apa yang dihadapi dalam pilpres 2014 bahwa kala memilih pemimpin nasibnya digadaikan untuk sedikitnya lima tahun ke depan.
“Sebab jalan simpang ini akan menuju pada dua arah. Yang satu jalan terjal dan jauh dari keadaan baik. Yang lain jalan yang nyaman menuju Indonesia yang lebih baik. Di jalan simpang ini intelektual harus menjadi pandu bagi rakyat”
Oleh Karena itu, pada tanggal 9 Juli 2014 nanti:
- Pilih Presiden yang peduli Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia untuk Mengelola Sumber Daya Alam Indonesia.
- Pilih Presiden yang peduli dan perhatian dengan pengelolaan sumber daya alam. Bila ketimpangan pengelolaan SDA terus berlangsung, bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia akan menjadi negara pengimpor mineral dan batu bara serta industri kehutanan dan perikanan sebagaimana telah terjadi pada industri migas. Pada masa ketergantungan itu kebijakan ekonomi dan politik Indonesia akan sepenuhnya dikendalikan negara lain.
- Pilih Presiden yang mengembalikan amanat UUD 1945 Pasal 33 menyatakan, “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
- Pilih Presiden yang berkemauan politik bersama-sama semua elemen masyarakat untuk bangkit membangun dan mengelola sumber daya alam yang melimpah dengan kekuatan sendiri.
- Pilih Presiden yang mampu melindungi industri makanan dan minuman khususnya skala kecil menengah agar memiliki daya saing yang tinggi dan mampu membendung serbuan produk impor
- Pilih presiden yang mampu membendung serbuan raksasa-raksasa asing dengan mengutamakan peritail dalam negeri terutama dalam menghadapi era globalisasi. Punya keberanian politik untuk mengubah undang-undang eksploitatif dan prokorporasi daripada kepentingan rakyat banyak.
- Pilih Presiden yang mampu menghilangkan ketidakadilan distribusi pendapatan yang bertumpuk di kalangan tertentu saja. Perekonomian Indonesia, terutama sumber produksinya tidak dikendalikan oleh segelintir orang yang menguasai hajat hidup orang banyak.
- Pilih Presiden yang mampu memberantas berbagai kasus korupsi di dunia pertambangan. Presiden yang berwibawa dan mampu bertindak tegas terhadap perusahaan pertambangan yang seharusnya patut untuk ditindak.
- Presiden yang tidak beralasan ketidakmampuan Pertamina dan BUMN lainnya dari sisi teknologi dan ketidakmampuan dari sisi permodalan. Padahal faktanya hal tersebut bukanlah masalah utama bagi Pertamina dan BUMN lainnya.
- Pilih Presiden yang berani dan mampu memimpin langsung reformasi agraria secara menyeluruh, termasuk mencabut semua peraturan perundangan yang menjadi penyebab ketidakadilan. Beberapa konglomerat yang pernah memegang HPH sampai jutaan hektar, diantaranya Prajogo Pangestu seluas 3.536.800 Ha, Andi Sutanto (3.142.800 ha), Burhan Uray (3.996.200 ha), PO Suwandi (2.189.000 ha), dll
- Pilih Presiden yang tidak ragu mengubah secara mendasar mengarahkan pengelolaan sumber-sumber agraria untuk kepentingan rakyat banyak dan kepentingan antargenerasi. Eksploitasi yang dilakukan para pemegang HPH sangat fantastis dalam rentang 10 tahun terakhir. Data memperlihatkan bahwa produksi kayu bulat mencapai 260,58 juta meter kubik, kayu gergajian 35,84 juta meter kubik, dan kayu lapis 98,052 juta meter kubik. Di sisi lain, ekspor kayu lapis Indonesia dalam 5 tahun terakhir mencapai 56,06 juta m3 dengan nilai devisa 18,73 milyar US$. Sayangnya, nilai devisa itu tidak dinikmati oleh rakyat, tidak juga oleh Pemerintah Daerah. 85% keuntungan sektor kehutanan langsung dinikmati oleh para pengusaha.
- Pilih Presiden yang berani menyatakan perang atas ketidakadilan agraria secara sungguh-sungguh dan bukan hanya untuk kepentingan pencitraan semata.
- Pilih Presiden yang mampu mengembalikan kewibawaan Negara di SEKTOR KEHUTANAN. Presiden yang menjaga hutan Indonesia dan kawasan konservasi lainnya yang hampir semuanya dijarah oleh perusahaan tambang, seperti ; Taman Nasional Lore Lindu – Sulawesi tengah oleh PT. Mandar Uli Minerals/Rio Tinto, Taman Nasional Kerinci Sebelat oleh PT. Barisan Tropikal Mining dan Sari Agrindo Andalas; Kawasan Hutan lindung Cagar Alam Aketajawe dan Lalobata, Maluku Tengah oleh Weda Bay Minerals; Hutan lindung Meratus – Kalimantan Selatan oleh PT. Pelsart Resources NL dan Placer Dome; Taman Nasional Wanggameti oleh PT. BHP; Cagar Alam Nantu oleh PT. Gorontalo Minerals; dan Taman Wisata Pulau Buhubulu, oleh PT. Antam Tbk.
- Pilih Presiden yang mampu melawan Keserakahan korporasi dan menembalikan kedaulatan Indonesia karena bertebarannya korporasi multinasional di Indonesia mengeruk kekayaan bangsa ini dan hanya sedikit saja kontribusinya bagi negara kita. Di tingkat global, segelintir korporasi multinasional juga menguasai hajat hidup publik dunia, bahkan kebutuhan pokok seperti pangan dunia pun berada dalam kendalinya.
- Pilih Presiden yang mampu melawan cengkeraman korporasi multinasional di dunia memanfaatkan kelemahan demokrasi Liberal yang dipaksakan penerapannya di berbagai negara dunia, dan mengembalikan kepada kearifan lokal. Melawan IMF dan Bank Dunia yang menekan kebijakan pemerintah sasaran pasar. Proses pembuatan 79 undang-undang di DPR dikonsep oleh konsultan asing (beritasatu,2001). kebanyakan undang-undang yang menjadi sasaran intervensi asing di sektor migas, energi dan pertanian. Dengan demikian sumber daya alam negara kita yang kaya raya, diambilalih diam-diam oleh korporasi multinasional itu.
- Pilih Presiden yang mempu mengembalikan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Mengembalikan bangsa yang Bangga Budaya Indonesia: Santun Berbicara, Sopan Berpakaian dan Mulia Berperilaku.
- Pilih Presiden yang mampu mengembalikan kewibawaan Negara di dunia Internasional. Presiden yang mampu menjaga setiap jengkal tanah air Indonesia dan memperkuat perbatasan wilayah NKRI.
- Pilih Presiden yang tidak janji kosong berbuah dusta & kebohongan berbalut penderitaan.
- PILIH PRESIDEN BUKAN DARI RAS KORUPTOR DAN PARTAI KORUPTOR. PILIH PRESIDEN YANG TIDAK MENGANDALKAN PRIVATISASI BUMN, yang bisa-bisa NEGARA DAN PEMERINTAHANYA DIPRIVATISASI ! PILIH PRESIDEN YANG MENGANDALKAN KEMAMPUAN MANDIRI. NUSANTARA MILIK KITA SEMUA, BANGSA INDONESIA!
Sumber:
(*/Vivanews); http://finance.detik.com/read/2013/10/28/115654/2397116/4/utang-pemerintah-indonesia-kini-capai-rp-2273-triliun
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/452222-kala-raksasa-ritel-asing-menyerbu-indonesia
http://asshoffa.blogspot.com/2008/10/ada-apa-dengan-pengelolaan-sumber-daya.html;
http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html
http://masih-berharap.blogspot.com/2010/03/25-perusahaan-terbesar-di-dunia.html (ramadhani’s blog)
http://bisnis.liputan6.com/read/657271/daftar-28-bahan-pokok-yang-masih-diimpor-indonesia
https://budhany.wordpress.com/2014/05/26/kenali-partai-politik-peserta-pemilu-2014-2-track-record-cerdas-memilih/
http://bunda2014.blogspot.com/2014/04/banyak-sebenarnya-yang-tidak-tahu.html
http://like-indonesia.blogspot.com/2013/12/kita-belum-merdeka-pengelola-sumber.html
http://economy.okezone.com/read/2013/07/31/320/845435/asing-kuasai-sumber-daya-alam-indonesia-tak-akan-maju
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/09/14/5-perusahaan-penyedot-minyak-terbesar-di-indonesia/
http://hizbut-tahrir.or.id/2011/12/08/perusahaan-asing-kuasai-70-sumur-migas-ri/
http://www.worldbarometer.com/perusahaan-farmasi-asing-terbesar-di-indonesia.html
http://estuungguldrajat.blogspot.com/2013/04/daftar-beberapa-perusahaan-asing-di.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/15/1630536/Ini.Daftar.Perusahaan.Terbesar.di.Indonesia.Versi.i.Fortune./i.
http://berita.muslim-menjawab.com/2012/12/sumber-daya-alam-indonesia-dikuasai.html
(IRIB Indonesia/Liputan Islam); http://indonesian.irib.ir/wacana/-/asset_publisher/mkD7/content/gurita-korporasi-multinasional
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/26/078463789/Perbatasan-Indonesia-Bermasalah-dengan-5-Negara
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1910655/label-asing-di-sekeliling-kita
Harian Kompas (22/11/2013) Kepala BPS Suryamin Kamis (2/1/2014)